Cari Blog Ini

Senin, 13 Mei 2013

Wabah kelaparan Korea Utara memaksa para petani dan tentara melarikan diri


Ternyata di balik peningkatan ekstrem ancaman Korea Utara terhadap para tetangganya dan Amerika Serikat terdapat kenyataan ekonomi dan sosial yang mengancam dan tak terhindarkan: Sebuah ancaman baru wabah kelaparan membayang-bayangi 24,5 juta warganya yang miskin secara kronis.
Setidaknya, ratusan petani Korea Utara, bahkan tentaranya, mencoba melarikan diri melintas perbatasan ke wilayah timur laut China yang luas setiap pekannya. Sejauh ini, pihak berwajib China memulangkan kembali mereka yang tertangkap ke Korea Utara, yang berarti hukuman mati.  Namun pelarian itu terus berlanjut dan mengancam untuk berubah menjadi eksodus.
“Retorika bermusuhan dari pemerintah Korea Utara yang akhir-akhir ini meningkat bukanlah yang mendorong peningkatan pengungsi Korea Utara, sebabnya adalah kelaparan,” strategypage.com melaporkan.
Analis Kongdan Oh, staf di Institut Analisis Pertahanan dan seorang Anggota Senior di Brookings Institution di Washington, DC, sependapat bahwa ekonomi Korea Utara memburuk.
Oh menunjukkan bahwa dalam 16 bulan kepemimpinannya sejak menggantikan ayahnya,Kim Jong-il pada bulan Desember 2011, penguasa Korea Utara yang tak berpengalaman, Kim Jong-un, belum memberikan arahan yang jelas untuk kebijakan ekonomi.  Kendati terkadang melontarkan komentar tentang perbaikan standar kehidupan atau melihat negara-negara otoriter tetapi dengan pasar yang semakin bebas seperti Vietnam sebagai contoh, dia sama sekali belum menerapkan reformasi ekonomi.
“Meski dikabarkan bahwa dia menyukai beberapa reformasi pedesaan yang sederhana, dia tidak pernah mengumumkan atau menerapkannya,” tulis Oh di Eurasia Review pada tanggal 23 Maret.
Dan dia menambahkan bahwa Kim Jong-un “telah memperkuat kendali atas perbatasan dengan China untuk mengurangi arus pembelot Korea Utara,” sebuah proses yang sudah jelas ditakutinya.
Wartawan Hunny Jeong menambahkan di The International, sebuah tulisan yang lebih terperinci tentang gambaran yang suram ini.
Pengungsi mungkin menghadapi eksekusi
“Di rute ini, polisi China dan agen intel Korea Utara secara aktif memburu pengungsi Korea Utara.  Jika tertangkap, para pengungsi ini menghadapi risiko penjara seumur hidup dan kerja paksa, pemerkosaan, dan eksekusi di muka umum,” Jeong melaporkan.
Upaya yang meningkat dari setidaknya ratusan, mungkin ribuan orang yang semakin putus asa untuk melintasi perbatasan ke China dari Korea Utara mengingatkan akan eksodus besar-besaran satu dasawarsa lalu menuju Manchuria.  Pada masa itu, ratusan ribu warga Korea Utara berhasil melarikan diri ke timur laut China, menyebabkan gangguan sosial dan ekonomi yang besar.
Pada masa itu pula, penyebab eksodus adalah kemiskinan dan ketakutan akan wabah kelaparan yang baru.
Andrew Natsios, profesor di Fakultas Pemerintah dan Pelayanan Publik George HW Bush di Universitas Texas A&M dan mantan kepala Badan Pembangunan Internasional AS [USAID], memperingatkan pada bulan November 2012 bahwa Korea Utara kemungkinan akan segera menghadapi krisis wabah kelaparan yang serius.
Natsios memperingatkan bahwa musim semi yang kering di tahun 2012 di Korea Utara merusak parah tanaman sehingga panennya akan mendorong negara itu, yang selalu ada di ambang kelaparan, semakin dalam ke bencana kekurangan gizi.
“Sementara pemerintah Korea Utara membangun persenjataan nuklirnya dan mempertahankan angkatan darat terbesar ketiga di Asia, penduduknya merosot makin dalam ke kemiskinan dan kekurangan gizi yang akut, mengerdilkan generasi anak,” tulis Natsios di U.S. News & World Report. “Satu studi menunjukkan bahwa tinggi rata-rata tentara Korea Utara 10 inci [25 cm] lebih rendah dari tentara Korea Selatan – sebuah tanda kekurangan gizi akut kronis yang melanda seluruh generasi muda-mudi Korea Utara.”
Natsios juga menambahkan suatu informasi yang sedikit diketahui orang tentang dampak buruk dari wabah kelaparan tahun 1990-an.
“Tingkat kematian saat itu sangat tinggi di pusat wilayah kelaparan sehingga ada truk yang menelusuri jalan demi jalan setiap pagi untuk mengangkut ratusan mayat untuk dikuburkan di kuburan massal,” tulisnya.
Korea Utara tidak pernah mengalami fenomena ini selama setengah abad pertama keberadaannya.  Namun, wabah kelaparan yang bersejarah pada tahun 1997 saat kepemimpinan Kim Jong-il menewaskan sekitar 2 juta orang.  [Perkiraan itu berkisar dari setidaknya ratusan ribu hingga batas atas proyeksi 3 juta.]
‘Kebijakan Cahaya Mentari’ Korea Selatan redakan kondisi
Kondisi itu mereda selama 10 tahun berkat bantuan ekonomi sederhana dari Korea Selatan di bawah “Kebijakan Cahaya Mentari” Presiden-presiden Korsel Kim Dae-jung dan Roh Moo-hyun, yang membuat Presiden Kim memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian.
StrategyPage.com menambahkan perincian atas krisis yang timbul ini, “… Sebagian besar pasukan Korea Utara yang ditempatkan dekat perbatasan belum menerima kiriman makanan tambahan selama berbulan-bulan dan bergantung pada makanan yang mereka tanam sendiri [seringkali hanya sayuran] atau menyita atau mencuri dari ladang setempat [yang dapat menyebabkan ketegangan dengan polisi dan pejabat setempat],” menurut laporan itu.
Tekad Kim Jong-un untuk meningkatkan militerisasi Korea Utara yang sudah ekstrem juga memperburuk kondisi ini.
StrategyPage.com mengatakan bahwa “pemerintah [Pyongyang] telah menyatakan banyak peringatan dan latihan militer sejak uji nuklir tanggal 12 Februari dan warga tampak lelah dengan semua gangguan itu di tengah-tengah cuaca dingin dan kelangkaan listrik dan bahan bakar.  Dan yang memperparah keadaan, pasukan seringkali masuk ke wilayah yang jarang terlihat didatangi tentara dan mencuri makanan dari warga sipil dan menebang beberapa pohon yang tersisa untuk bahan bakar.  Hal semacam ini menjadi semakin umum dan warga Korea Utara telah menganggap pasukan mereka sebagai bandit, bukan pembela.”
Sementara itu, Cina tidak mengirim minyak sedikit pun ke Korea Utara pada bulan Februari.  Hal ini bukan tidak pernah terjadi sebelumnya: Pasokan dan hubungan transportasi yang buruk serta cuaca yang ganas menyebabkan penghentian serupa pada musim-musim dingin sebelumnya.
Namun, “pengurangan kiriman ini mungkin mencerminkan ketidaksenangan Cina terhadap uji nuklir Korea Utara dan sikapnya yang umumnya buruk,” menurut StrategyPage.com.  “Tidak ada pengumuman dari Cina tentang pemutusan kiriman minyak dan tampaknya ada pemutusan bulan ini.  Ada kelangkaan bahan bakar yang terus menjadi kronis di Korea Utara.”
Kelangkaan ini mencapai militer dan anggota polisi rahasia berpangkat rendah, yang lebih sering dilaporkan mencuri makanan dan mengeluh tidak mendapat makanan sebanyak dulu.
Pedesaan utara Cina sudah terganggu dengan jutaan pengangguran atau setengah menganggur, kemiskinan yang meluas, dan ketidakpastian ekonomi.  Yang tidak diinginkan atau dibutuhkan Beijing adalah krisis pengungsi yang sangat besar.
Namun, Jeong, menulis di The International bahwa sekitar dua pertiga dari pengungsi saat ini yang melarikan diri dari Korea Utara ke Manchuria adalah wanita.  Dia mengutip laporan bulan Agustus 2012 bahwa pialang pengantin, atau comblang, Cina atau Korea-Cina, “mencoba untuk mendapatkan pengantin Korea Utara untuk pria Cina, seringkali melalui tipuan.”
Pada bulan November lalu, Natsios sudah meramalkan banyak hal yang terjadi sekarang ini.
Dia menulis bahwa wabah kelaparan yang meningkat di Korea Utara mungkin akan berujung pada rezim Pyongyang membuat krisis buatan baru dengan Korea Selatan yang dengan mudah bisa berubah menjadi perang skala penuh.
“Ketika rezim Korea Utara telah berada dalam tekanan internal, Korut mengalihkan perhatian penduduk dari penderitaan mereka dengan menciptakan krisis militer dengan para musuh eksternal: Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang. … Jika di tengah-tengah krisis Korea Utara saat ini, mereka mengikuti praktik lamanya dan mencoba menyerang, Korea Selatan akan menanggapinya secara agresif dengan hasil yang tak terduga,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan untuk menyampaikan komentar kalian, karena dengan komentar kalian dapat mmbantu memperbaiki kesalahan.


terima kasih :)